Skip to main content

Review Buku: Ketika Moms Resign Gak Mati Gaya, kisah inspiratif yang dikemas secara ringan




Ibu bekerja memiliki dua peranan sangat penting, bertanggung jawab kepada perusahaan tempat bekerja dan juga kepada keluarga. Bekerja adalah suatu pilihan bagi seorang ibu, mereka mengawali bekerja setelah lepas kuliah, dengan suatu niat dalam hati untuk bisa mengamalkan ilmu yang mereka dapatkan dan atau untuk membahagiakan orang tuanya. Saya jadi tertarik untuk review buku Ketika Moms Resign Gak Mati Gaya, karena tidaklah mudah untuk seorang ibu bekerja mengambil keputusan berhenti dari pekerjaannya. 

"Keputusan resign atau mengundurkan diri dari pekerjaan bukanlah hal yang mudah. Ada dilema saat seorang mom mengambil keputusan menjadi ibu rumah tangga."

Nah, saya jadi penasaran ingin mengulas buku ini. Buku yang berjudul "Ketika Moms Resign Gak Mati Gaya" ini ditulis oleh seorang teman saya yaitu Nenny Makmun, salah seorang orang tua murid di sekolah yang sama dengan anak-anak saya. Beliau adalah seorang ibu bekerja yang memutuskan untuk resign dari tempatnya bekerja, untuk menekuni bidang yang sangat diminatinya yaitu menulis. 
Alhamdulillah, atas ijin Allah, dari Mbak Nenny inilah saya mengenal dunia kepenulisan. Wah, benar-benar membuat semangat membara kan, saat saya mengetahui beliau menulis buku yang sangat menginspirasi.
Sebelum saya mengulas, saya sudah minta ijin kepada beliau. So jadi aman deh, untuk bercerita tentang buku ini.

 < Identitas Buku

    Judul :     Ketika Moms Resign Gak Mati Gaya 
    Penulis :     Nenny Makmun
    Kategori :     Bibliografi
    Ukuran buku : 20 cm 
    No, ISBN : 978-602-97248-8-2
    Jumlah halaman : 116 halaman
    Tahun terbit : 2016
    Penerbit : Azkiya Publishing

Sinopsis 

Buku ini bercerita tentang pengalaman pribadi penulis yang memutuskan resign dari tempatnya bekerja setelah hampir sepuluh  tahun bekerja di sebuah perusahaan multinasional ternama. Sebuah keputusan yang memerlukan pertimbangan yang matang pastinya, dengan jenjang Pendidikan tinggi hingga S2 serta prestasi membuat dilema, untuk berhenti dari pekerjaan yang beliau cintai.

Titik balik adalah saat Mbak Nenny merasa cukup untuk mengejar idealisme sebagai wanita karir saat telah memiliki dua anak perempuan. Kepuasan bertahan menjadi wanita karir bukan kepuasan yang benar- benar membuat bahagia. Keinginan untuk menjadi sosok ibu yang dekat dengan keluarganya menjadi keinginan terdalamnya. 

Namun, tidak mudah untuk sampai pada titik akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja. 

Dalam buku ini, Mbak Nenny pun memberikan beberapa hal penting yang dapat Moms bekerja gunakan sebagai referensi alasan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan, seperti yang tertera pada halaman 24, diantaranya
  • bagaimana kondisi finansial
  • apakah suami mengijinkan
  • apakah keinginan pribadi
  • bagaimana suasana di rumah kondusif untuk meninggalkan anak-anak

Tentang isi buku

Buku ini mengangkat tema yang umum terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat, terutama para wanita. Wanita mengenyam pendidikan tinggi hingga S2 , serta memiliki angan-angan untuk bekerja di sebuat perusahaan ternama, mempunyai penghasilan sendiri sehingga dapat membahagiakan diri sendiri serta keluarga. Selain untuk memanfaatkan ilmu yang diembannya, kepuasaan untuk memiliki penghasilan sendiri juga menjadi keinginan sendiri, apalagi selama masih single.

Perjalanan panjang yang awalnya tak pernah terpikirkan hingga  akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri, oleh Mbak Nenny, dikisahkan dengan bahasa yang ringan dan runut.

Tantangan demi tantangan yang dihadapi dapat dilalui dengan baik. 
Yang terbesar sepertinya tantangan dari hati, selain dari eksternal dimana penolakan permintaan pengunduran diri dari perusahaan, tempat Mbak Nenny bekerja. 
Setelah resign pun tidak mudah, harus terus berdiri dengan tersenyum, menghadapi dunia nyata.
Dunia yang berbeda jauh dengan dunia bekerja.

Kebahagiaan untuk kembali menekuni aspirasi Mbak Nenny adalah suatu kepuasan terbesar. Karya-karyanya mengalir hingga akhirnya memutuskan untuk memulai bisnis rumahan. 

Hal baru yang dapat memberikan kepuasan yaitu diantaranya  dekat dengan anak-anak serta suami, masuk dalam komunitas baru yang dapat memberikan inspirasi baru, serta berpenghasilan dari bisnis rumahan yang digelutinya.

Dalam buku inipun, penulis memberikan kisah-kisah sukses moms bekerja yang resign, dengan bidang yang digelutinya,


Ketika-moms-resign-gak-mati-gaya-back-cover
Doc pribadi : Buku Ketika Moms Resign Gak Mati Gaya (belakang)


Kesimpulan

Setelah membaca buku ini, saya langsung mendapatkan insight bahwa kita harus berusaha untuk mewujudkan keinginan kita, berani hadapi tantangan didepan mata, dan yang terpenting adalah temukan kebahagiaanmu sendiri.

Moms resign mati gaya? 
Tentu tidak. Penulis dengan gaya bahasa santainya mengemukakan bahwa walau sudah bukan pekerja kantoran, harus tetap bisa berdiri dengan senyum. Bukan menyerah dengan keadaan, sebaliknya, kita harus berpikir kreatif.

Btw, buku ini sudah terbit dan bisa dibeli di Gramedia loh. 

Moms Resign Gak Mati Gaya





Yuk semangat para moms, temukan kebahagiaanmu







     

 

 

 

 


Comments

Popular posts from this blog

Tiga Spot Foto Cantik di Lawang Sewu

  Lawang Sewu adalah sebuah bangunan bersejarah yang terletak di pusat kota Semarang, Jawa Tengah. Alhamdulillah, saya dan anak-anak, dapat mengunjungi Lawang Sewu dalam kunjungan kami  ke Semarang kali ini. Dan kami menemukan tiga spot foto cantik di Lawang Sewu, yang menurut kami, selain cantik, juga sarat akan sejarah. Seolah kami dibawa ke masa itu, ketika berfoto di spot ini. Sekilas Tentang Lawang Sewu Pada masa pemerintahan Belanda, Lawang Sewu adalah kantor pusat Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda. Bangunan ini berubah fungsi menjadi penjara saat pemerintahan Belanda beralih ke Jepang.   Berjalannya waktu, bangunan bersejarah yang telah beberapa kali mengalami pergantian fungsi ini pun telah direstorasi menjadi museum.  Kami memasuki gerbang Lawang Sewu, langsung menuju loket. Adapun tiket masuknya adalah duapuluh ribu per orang.  Kami diarahkan masuk ke sebuah ruangan, yang ternyata adalah pintu masuk elektronik. Tiket masuk Lawang Sewu adalah tiket dengan barcode. Keren, ka

Lokasi Menarik di Kota Lama Semarang

Dear Sahabat, Di cerita saya kali ini, saya akan mengulas sedikit tentang Kota Semarang kembali. Semarang adalah kota yang kami tidak pernah bosan mengunjunginya. Kota yang selalu membuat kangen, selain makanan aslinya juga tempat wisatanya. Salah satu yang kami kunjungi hingga kedua kalinya adalah Kota Lama Semarang. Kami sangat menikmati jalan sore di Kota Lama Semarang. Walau hanya kunjungan singkat, kami menemukan lokasi menarik di Kota Lama Semarang yang ramai dikunjungi, dimana saya lihat, bukan hanya wisatawan domestik tetapi juga asing. Saya dan keluarga, telah mengunjungi Kota Lama Semarang dua kali, sebelum pandemi dan saat pandemi. Saya akui kami menemukan perbedaan diantara dua kunjungan kami tersebut. Namun walau demikian, tidak mengurangi keasyikan kami mengeksplorasi Kota Lama Semarang. Baca juga : Tiga Spot Foto cantik di Lawang Sewu. Sekilas tentang Kota Lama Semarang Kota Lama Semarang merupakan kawasan perniagaan di abad ke 19-20, disaat pemerintahan Belanda atau VOC

Kantina, Kantin Plaza Indonesia

Dear Sahabat,  Berkantor di salah satu pusat perbelanjaan bergengsi di Jakarta, pastinya akan membuat isi kantong jebol, karena susah mencari tempat makan yang ramah kantong. Banyak sih tempat di pinggiran jalan yang menawarkan makanan dengan harga murah, asal mau berpanas-panasan dan berteman dengan debu. Akhirnya kutemukan Kantina, Kantin Plaza Indonesia. Di awal kepindahan kantor dari Landmark Sudirman ke The Plaza Office Tower MH Thamrin, saya selalu bingung ketika jam makan siang tiba. Sesekali makan di dalam pusat perbelanjaan Plaza Indonesia, tapi kadang ingin rasanya menyantap makanan ala masakah rumahan. Ada alternatif kantin di basement P2 atau di P3, namun harus siap mau ditemani asap rokok, karena banyak pengemudi-pengemudi yang makan di situ. Pilihan lain lagi adalah di Kantin EX, lumayan banyak makanan yang ditawarkan disana harga murah dan juga lumayan rasanya. Namun sayang sekali, Kantin EX harus kita relakan karena gedung tersebut dirobohkan. Kembali bingung melan